Senin, 04 Mei 2015


Laki-laki yang agamanya bagus itu, nggak harus ustadz kok, nggak harus yang sholehnya keterlaluan banget.


Tapi dia yang kamu percaya untuk jadi imam kamu,
Dia yang kamu yakin bisa membimbing kamu, 
Hati kamu ikhlas untuk berbakti kepadanya, 
Hati kamu tentram untuk menaatinya.

Nazrul Anwar dalam buku ‘GENAP’

Maukah Kamu Mewujudkannya?

Aku senang bepergian ke suatu tempat, terutama yang bernuansa alam..


Banyak sekali tempat yang ingin kukunjungi.. 

Tapi apa daya, aku seorang perempuan, tak bisa pergi jauh-jauh tanpa mahram.


Perjalanan terjauhku hanya ke Jogjakarta, itupun bersama-sama teman2 se-Jurusan 

dibimbing oleh Dosen.


Jika tanpa dosen, orangtua tak akan mengizinkan :')


Aku tau, cinta orangtuaku begitu dalam, hingga aku sering tidak diizinkan kemana-mana 

jika tidak terlalu penting.


Impian untuk menjelajah bumi-Nya yang luas tak pernah redup dalam hati.
Maka, akan selalu kusimpan mimpi2 itu dalam hati yang terdalam.
Kuyakin, kelak aku bisa menjelajah bumi-Nya atas izin-Nya..
Mungkin jika denganmu, aku akan lebih mudah untuk mewujudkannya :)
Maukah kamu bersama mewujudkannya?

Sabtu, 04 April 2015

A Long Journey


TULISAN : ANAK MAMAH



Dulu, sewaktu aku masih duduk di bangku SMP, seriiiing banget orang-orang bilang aku anak mamah. Alasannya, karena kalau mau kemana-mana harus izin mamah dulu, bilang mamah dulu, pulang jam berapa, kerumah siapa, sama siapa? Dan sederet persyaratan lainnya. Awalnya agak ga suka sih dibilang anak mamah, karena terkesan aku ini anak manja. Padahal mah, gak ngerasa manja-manja sama mamah. Sekarang, ketika sudah “agak” dewasa, kenapa “agak” dewasa? Karena sampai saat ini pun mamah masih seperti itu sama aku, bahkan sama kakak-kakakku yang sudah menikah.
Semakin tumbuh dan berkembang, aku mulai mengerti kenapa mamah bersikap seperti itu. Karena mamah sayang dan sangaaat perhatian sama anak-anaknya. Wajarlah ya, semua orang tua pasti punya cara masing-masing untuk menunjukkan rasa sayang mereka. Apalagi, aku dan kesebelas kakakku adalah perempuan. Aku baru tahu juga, ketika sudah “agak” dewasa bahwa anak perempuan harus benar-benar dijaga, bukan berarti anak lelaki ga usah dijaga, bukan. Tapiii penjagaan terhadap perempuan harus lebih lebih protektif karena perempuan harus terjaga kehormatan dan kesuciannya J
Sekarang aku mengerti, ketika aku sudah “agak” dewasa. Bahwa kita, adalah memang anak mamah, bukan anak mamah yang orang-orang bilang (baca: manja). Tapi, memang anak mamah yang sesungguhnya. Yang masih merengek-rengek ke mamah, ada masalah curhat ke mamah, perlu ini perlu itu, yang dicari mamah.
Memang ketika kita berada di dekat mamah, bawaannya pengen manja-manjaan, pengen ini pengen itu dibuatin sama mamah, padahal udah gede. Jadi, wajar aja ketika anak-anak kecil bermanja-manja ketika ada mamahnya. Bersikap manis ketika mamah atau papahnya ada urusan diluar rumah. Tapi kalo mamah sama papahnya kembali, mereka bermanja-manjaan lagi atau gangguin mamah papahnya.
jadi, tak perlu malu kalo dibilang anak mamah. Karena memang sampai kapanpun, sampai ketika kita sudah menikahpun, kita adalah anak mamah JJ

1 April 2015
Nenden Munawaroh

Senin, 23 Maret 2015

Tulisan : Ada Seseorang


Ada orang yang tidak kamu sadari perasaannya sedang memerhatikanmu sedemikian rupa, dari jauh. Tidak pernah menyebut namamu, bahkan ia malu mengucapkan namamu karena ia merasa tidak pernah mampu menyamai derajatmu.

Tapi ia keliru, ia lupa bahwa Tuhannya membaca hatinya. Dia mampu mendengar hati, sekalipun namamu tidak pernah diucapkannya. Orang itu kini sedang berusaha mengenalmu meski tidak ada tanya-jawab. Ia sedang berusaha memahamimu meski tidak ada aksi curhat. Ia berusaha mengenali lingkunganmu, cara berpikirmu, temanmu, keluargamu, dengan cara-cara yang mungkin tidak pernah kamu tahu. Cara-cara yang tidak hanya menjagamu tapi juga menghormatimu, karena tidak ada orang yang tahu bila itu sedang terjadi. Dan kamu tetap tidak menyadari.

Hingga suatu hari ia datang mengetuk pintu hatimu dengan kata-katanya. Mengetuknya dengan salam, salam yang penuh penghormatan sekaligus keberanian. Di dalam keberanian itu pula ada kesiapan untuk menerima segala jenis keputusan. Keberanian itu tidak hanya soal mengungkapkan, tapi juga soal menerima segala bentuk kemungkinan.

Ia mengejutkamu. Ia juga membuatmu merasa semua itu terasa khayal. Ia membuatmu merasa bahwa ini bukan waktunya. Tapi, inilah waktu yang ditetapkan-Nya. Bahwa tepat atau tidaknya bukanlah dalam kadar kita yang menentukan.

Entah hari ini atau esok. Kamu akan menyadari bahwa kedatangannya benar-benar ujian. Ujian yang akan menjadi sebuah tanda akan keimanan dan ketaqwaanmu. Seberapa jauh kamu percaya bahwa hidupmu berada di bawah sebuah rencana besar Sang Pencipta. Mungkin ia bukan orang baik, mungkin pula orang baik. Mungkin ia sedang memperbaiki diri, mungkin pula sedang tersesat. Kita berharap yang terbaik tapi sering lupa bahwa yang terbaik itu kadang adalah yang diperbaiki, bersedia diperbaiki.

Esok atau lusa, kamu akan tahu bahwa untuk menerima itu membutuhkan hati yang lebih lapang dan pikiran yang lebih jernih. Bahwa manusia tidak pernah ada yang sempurna, bahwa manusia tidak ada yang bersih dari dosa. Tapi kita diajarkan untuk mengenali mana orang-orang yang sedang bergerak menuju-Nya dan mana yang menjauhi-Nya. Karena Dia akan mempertemukan orang-orang yang sedang dalam tujuan yang sama.
Bandung, 21 Maret 2015 | (c)kurniawangunadi 

http://kurniawangunadi.tumblr.com

SKRIPSI OH SKRIPSI (PART 2)


Masih saja bayangan skripsi memenuhi pikiranku. Belum lagi, seminar proposal di depan mata. Kalau dipikir-pikir, kenapa harus takut sih menghadapi skripsi? 
Padahal ya, saat ini bukan kita aja yang lagi diuji, anak-anak SD, SMP, SMA, D1, D2, D3 atau S2 juga S3  lagi menghadapi ujian yang sama. Ujian yang harus dilewati untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. Hanya saja, level kita yang berbeda-beda.
Jadi jadi jadi, kenapa musti takut ngadepin skripsi? Toh, kalo memang sudah masanya, semua pasti akan merasakan, dan melewatinya bukan?
Coba deh dipikir lagi, kakak-kakak kelas yang tahun kemarin wisuda  itu emangnya ga nyusun skripsi, sidang dll? Mereka juga sama pernah ada di situasi dan kondisi yang sekarang lagi kita alami! perbedaannya ada yang berjalan lebih cepat, ada yang sedang-sedang aja, ada juga yang sedikit tertinggal.
Kalau mau tepat waktu, harus rajin, banyak baca, banyak nanya, rajin ke perpus, dan paling penting harus berani. Berani ngadepin dospem, berani ngadepin orang-orang yang karakternya beda2, berani ngadepin temen-temen yang mungkin jadi berubah ketika masa-masa nyusun skripsi, berani ngadepin segala kemungkinan yang bakal terjadi nanti.
Pokoe bayangin aja skripsi itu kaya UN deh, insyaAllah yakin, usaha dan doa smoga Allah mudahkan tahun terakhir kuliah kita di S1 ini.. Aamiin..
********
Satu waktu, aku bertanya pada salah seorang kakak kelas yang sudah wisuda tahun lalu, sekaligus sudah aku anggap mentor bahasa Inggrisku hehehe
“Kak, apa tipsnya ngadepin skripsi?”
“Kalo kakak Cuma modal ini : Allah dulu, Allah lagi, Allah terus...”
Aku mencerna baik-baik ucapannya. Sungguh luar biasa tips yang diberikan si kakak ini. Dan aku bertanya pada diri, bisakah aku mempraktikannya?
Sesungguhnya, memang apa-apa yang kita hadapi adalah kehendak Allah, maka, kepada siapa lagi kita memohon pertolongan selain kepada-Nya?
Jadi, selain rajin, banyak baca, rajin ke perpus, dan tips-tips lain yang orang-orang katakan, yang terpenting adalah mendekati ALLAH. Karena sekali lagi, semua kehendak ada pada Allah..

Minggu, 15 Februari 2015
12.40


Jumat, 13 Maret 2015

SKRIPSI OH SKRIPSI...




Memasuki semester akhir, hal yang paling sensitif dibincangkan adalah skripsi.
“Lo udah punya judul belom?”
“belom euy.. bingung gue.. Kata kakak kelas jangan sembarangan, soalnya kita nanti ditanya pas ngajuin judul.”
“Lo tentang apa?”
“Bingung gue, mau linguistik, apa pengajaran, apa dong yaaa.. arrrrgghh!!”
“Mau tentang strategi pengajaran, nanti dapet dospemnya yang itu.. ga mau ah gue..”
“Mau tentang linguistik, gue ga sukaaaa!”
“apaan sih skripsi? Makhluk apa dia?”

Yaa begitulah beberapa ungkapan para mahasiswa tingkat akhir (termasuk aku). Apalagi ketika detik-detik pengajuan judul sudah di depan mata deg-degannya lebih lebih wow dibandingkan ketika mencari judul.
Mungkin ada teman yang ikut berbahagia ketika judul kita di acc, atau ada juga yang termotivasi, tapi tidak bisa disangkal juga, ada yang tidak suka, atau ada juga yang sedih, karena belum punya satu pun judul.
My dear friends... sekali lagi, kukatakan. Ini hal sensitif sekali. Karena penentu selesai tidaknya kuliah kita di tahun yang sama bersama teman-teman seangkatan. Tentu saja kita semua ingin bersama-sama menyelesaikan studi S1 ini. Maka dari itu, yuk sama-sama berdoa, berusaha, bertanya, dan sharing dengan teman-teman atau siapapun yang lebih paham tentang ini.
Hilangkan pikiran-pikiran negatif yang ada. Karena bisa menghambat kita untuk berpikir positif, bahkan untuk mencari judul.
Tetap berusaha, tetap bersemangat, rajin browsing, rajin ke perpus.. dan satu hal lagi, bentuk kelompok sejak jauh-jauh hari untuk saling mengingatkan dan menyemangati. Seperti yang dicanangkan oleh teman-teman kelasku. Program ini dibentuk sekitar bulan desember akhir/ januari awal, aku lupa tepatnya. Program sukses bersama ini diberi nama “Let’s Graduate Together (LGT)” hal ini hanya inisiatif kami agar bisa saling menyemangati dan membantu ketika ada teman-teman yang down atau ada yang kesulitan. Khususnya lingkup teman-teman kelas. Harapannya bisa menyemangati kelas lain juga, yang pasti harapannya satu angkatan graduate together.
Dari hari ke hari kita terus mencari bahan untuk judul, setiap seminggu sekali kumpul untuk sharing judul yang sudah ditemukan. Dan alhamdulillaah, program seminggu sekali ini berjalan lancar, meski tidak semua bisa hadir, karena memang bulan januari-februari bertepatan dengan program magang (praktek ngajar di sekolah), sehingga banyak teman-teman yang bentrok jadwalnya. Memang ini agak menghambat pertemuan kami. Sedangkan harapan kami, ketika waktunya mengajukan judul, kita semua hadir dan siap dengan judul masing-masing.
Meski begitu, pada hari ini ketika pengajuan judul, teman-teman kelas ada yang tidak hadir.. 
Sediih... karena mungkin ada hambatan yang harus beberapa teman hadapi.. sehingga tidak bisa mengajukan hari ini.
Semoga Allah selalu mempermudah langkah kita, usaha kita, mendengar setiap doa kita sehingga keinginan kita untuk lulus bersama tahun ini dapat tercapai. Aamiin...






    Sumber gambar : https://twitter.com/deealchazin 


ditulis pada hari Sabtu, 21 Februari 2015