Ya, aku sependapat denganmu. Memahami berbagai pertanda ini, sungguh sulit. Kadang, ia bahkan sampai mengabiskan seluruh energi kita. Akhirnya kita menyesal, merasa telah membuang perhatian dan waktu pada hal yang tak serahusnya kita beri. Berkutat pada pikiran sendiri. Menyalahkan diri, situasi dan kondisi. Hey, tidak ada yang salah, bukan?

Tapi kita sama-sama tahu. Sejauh apapun jarak, sebesar apapun beda, diantara kita tak pernah ada jeda. Kita selalu merasa, meski tak pernah bertegur sapa. Kita selalu ada. Aku selalu hadir. Kamu tidak pernah absen. Sadar ataupun tidak : rindu ini permanen!

Kita sama-sama tahu, meski sama-sama ragu. Proses ini sungguh terjal dan kaku. Penuh debat dan kode ambigu. Lama………mungkin sampai masing-masing dari kita bertransformasi menjadi batu. Tak masalah. Toh, kita sama-sama menghargai proses. Proses yang baik akan berujung pada hal-hal yang baik, manfaat dan hikmah yang baik pula. Hasil yang tidak sesuai ekspektasi, bisa jadi, yang terbaik sedang mengantri.

Ya, aku sependapat denganmu. Memahami berbagai pertanda ini, sungguh sulit, aplikasinya, apalagi. Tulisan ini bisa jadi tanda. Entahlah, akupun tak habis pikir mengapa menganggap tulisan ini sebagai sebuah deklarasi. Maka dengan ini, semoga sampai makna dan arti, tepat pada mata dan rasa yang selama ini mencari. Atau menunggu. Atau berhenti?

Kita sama-sama tahu. Sebentar lagi akan bertemu.

Kita………… sama-sama tahu, benarkah?

Bandung, 15 Oktober 2014
Bumi senang sekali bercanda, padahal dalam tawanya, sungguh pertandaNya luar biasa.
Jamika Nasaputra. (original source)

#reposted